Tanggal 9 April kemarin iseng ikut merayakan #cssNakedDay. Jadi, setiap tanggal itu banyak pengembang dan desainer web yang merayakannya dengan menghapus atau menyembunyikan file .css yang ada di web atau blognya masing-masing.
Tujuan dari perayaan ini adalah untuk mempromosikan web standards alias aturan-aturan yang berlaku pada sebuah situsweb. Sebuah web tanpa kode CSS berarti akan menelanjangi wajah halaman web. Elemen-elemen asli dari HTML menjadi semakin jelas terlihat, tanpa ada make-up nya sama sekali. Namun, hilangnya kode CSS di halaman web juga akan membuat web semakin cepat diakses karena tidak perlu memanggil script yang ada di file .css.
Tampilannya menjadi begitu polos dan sederhana, elemen-elemen yang ada di dalam tag <body> akan kelihatan mentah. Gambar logo dan featured images yang ada di antara tag-tag <img> ukurannya akan sesuai dengan aslinya, tanpa pemformatan ukuran sekali pun.
Sejenak saya jadi ingat jasa seorang Norwegia bernama Håkon Wium Lie, sang peletak dasar dan pencipta CSS. Ia merupakan kolega Tim Berners-Lee dan Robert Cailliau di lembaga CERN, lembaga yang menjadi cikal bakal berdirinya WWW dan HTML. Juga tentunya banyak pengembang lain yang turut membangun standar CSS yang kini versinya sudah mencapai edisi CSS3, teman baik HTML5. Ide yang sungguh brilian atas ditemukannya CSS sehingga banyak web modern tampil lebih berwarna, elegan, dan tidak kaku.
Perayaan tahun ini awalnya digagas oleh akun Twitter milik Eric Meyer (@meyerweb), seorang pakar HTML, CSS, dan web standards dari Amerika. Beberapa followers Eric kemudian berlomba-lomba untuk ikut merayakan #cssNakedDay.
Tahun ini menjadi tahun yang spesial karena semua orang yang berpartisipasi sedang ada di tengah-tengah gejolak wabah COVID-19. Beberapa dari mereka mungkin sedang menjalani isolasi mandiri atau paling tidak sedang melakukan WFH (work from home).
Setelah membaca-baca tautan yang dibagikan di cuitan Eric, ternyata #cssNakedDay sudah dirayakan dari tahun 2006. Lalu pada tahun 2008, perayaan ini pernah didokumentasikan dengan baik oleh Dustin Diaz. Pada tahun itu orang yang berpartisipasi merayakan #cssNakedDay jumlahnya melebihi 2000 orang, luar biasa! Pada tahun 2014, tongkat estafet #cssNakedDay dikelola oleh Taylor Satula. Dan rencananya, Eric melalui postingan webnya, akan menghubungi pengelola web #cssNakedDay agar bisa terus dirayakan di tahun-tahun mendatang.
Keunikan lain dari perayaan ini, juga karena dirayakan oleh para pengembang dan desainer web dari berbagai latar, beberapa dari mereka turut membuat plugin khusus #cssNakedDay. Bahkan di situsweb ofisial #cssNakedDay ini juga disertakan source code dalam bahasa PHP untuk membuat otomatisasi #cssNakedDay berdasarkan pembacaan tanggal di server.
Jadi, jika ada orang yang memasang kode atau plugin #cssNakedDay yang dirayakan setiap tanggal 9 April, maka tampilan webnya otomatis akan tanpa CSS. Web tersebut akan otomatis berjalan secara normal kembali dengan CSS setelah melewati tanggal 9 April.
Beberapa pengembang web juga merancang plugin khusus untuk beberapa CMS seperti WordPress, Lifetype, dan Drupal. Ada juga yang membuat kode ini khusus menggunakan bahasa selain PHP, seperti Perl, Python, dan JavaScript.
Bila tertarik membaca lebih jauh soal perayaan ini, kunjungi saja halaman webnya di sini. Benar-benar seru. Jangan lewatkan perayaan ini di tahun-tahun mendatang, ya.
Ini tampilan blog ini jika dibuka pada browser desktop saat berpartisipasi untuk #cssNakedDay: