5 Pertimbangan Membeli Gadget Baru Tahun 2021

5 Pertimbangan Membeli Gadget Baru Tahun 2021

Bagi beberapa orang, gadget memang seperti candu. Apalagi kalau mereka hobi nonton review gadget di Youtube atau memang tertarik mengikuti perkembangan gadget. Setiap kali muncul gadget baru, ada saja kelebihan yang ditawarkan. Baik dari sisi spesifikasi, maupun soal harga. Keinginan untuk gonta ganti gadget semakin menggebu-gebu.

Nah, buat kamu yang masih bingung atau meraba-raba, gadget seperti apa yang cocok dibeli di tahun 2021, lima pertimbangan berikut bisa menjadi acuan. Tapi jangan lupa, ingat selalu ‘ada harga, ada rupa’. Perhatikan betul berapa budget yang kamu sediakan untuk membeli gadget baru.

Dan yakinlah, tidak ada gadget yang benar-benar sempurna buat kamu miliki. Di atas langit, masih ada saja gadget yang harganya lebih mahal, lebih banyak kelebihannya, dan sudah jelas, makin tidak masuk akal di kantong!

Pilih Kombinasi Memori dan Storage Minimal 6 GB/128 GB

Lima tahun yang lalu, smartphone yang punya kapasitas memori dan storage 4 GB/64 GB bisa dianggap berkapasitas jumbo. Namun, kapasitas tersebut kalau masih dipakai sekarang sih  sudah sangat mainstream.

Bahkan, orang sudah mulai meninggalkan ponsel dengan kombinasi memori dan storage di bawah 4 GB/64 GB. Salah satu penyebabnya adalah harga beli ponsel 4 GB/64 GB yang makin terjangkau dan ideal untuk penggunaan harian setidaknya untuk saat ini. Sayangnya, dengan kapasitas segitu biasanya hanya cukup menampung file-file kamera dan attachment WhatsApp yang jumlahnya sampai bergiga-giga kira-kira sampai usia satu tahun saja.

Apalagi kalau situ hobi fotografi, sangat aktif di media sosial, dan suka main game, dijamin storage smartphone kamu bakal habis sebelum dipakai dalam waktu setahun. Biar sedikit lega, biasanya perlu waktu khusus buat membersihkan storage. Lagipula, aktivitas membersihkan storage adalah aktivitas yang membosankan dan buang-buang waktu.

Kalau kamu berniat ganti smartphone untuk jangka waktu lama, misal tiga sampai lima tahun ke depan, belilah smartphone kamu dengan kapasitas yang lebih tinggi agar bisa tahan lama. Paling nggak cari gadget yang punya kombinasi minimal 6 GB/128 GB.


Pilih Kamera Secara Jeli, Jangan Terpaku Resolusi

Masih ingat dengan smartphone keluaran lima tahun lalu, yang mana resolusi kamera 13 MP/5 MP sudah dianggap sebagai resolusi standar smartphone? Lalu, bisakah orang awam membedakan hasil kamera beresolusi 13 MP, 16 MP, 24 MP, 32 MP, bahkan sampai 108 MP?

Bagi yang terbiasa berhubungan dengan dunia fotografi mungkin akan dengan mudah menjawab pertanyaan kedua. Di sisi lain, mata manusia juga punya keterbatasan. Bukan hal yang aneh jika orang awam sulit atau bahkan tidak bisa membedakan perbedaan resolusi tersebut jika fotonya tidak dalam posisi diperbesar (zoom).

Memang, salah satu jualan smartphone kekinian adalah resolusi kamera. Secara teknis, makin tinggi resolusi kamera, hasilnya akan makin detail dan halus di layar. Padahal ada banyak sekali faktor yang menentukan kualitas jepretan sebuah kamera smartphone.

Misalnya apakah punya fitur image stabilizer, apakah bisa mengambil gambar dengan bagus di kondisi cahaya sangat terang maupun sangat gelap, apakah warna yang dihasilkan kamera tersebut mendekati warna objek aslinya, apakah kualitas video yang dihasilkan sudah cukup memuaskan, dan lain sebagainya.

Lagipula belum tentu orang yang pegang smartphone dengan resolusi 108 MP bisa menghasilkan foto dengan ciamik. Pun sekarang mulai bermunculan istilah seperti AI Camera, istilah yang digunakan untuk mengenalkan kamera pintar berbasis kecerdasan buatan. Teknologi ini memudahkan kamera smartphone mengenali objek yang akan difoto sekaligus menentukan setting kamera apa yang paling cocok untuk menghasilkan foto yang terbaik.

Lalu kamera seperti apa yang cocok menemani smartphone kamu tahun ini? Untuk yang satu ini saya sarankan kamu untuk sering-sering browsing di Internet atau menonton video ulasan smartphone di Youtube. Pilihlah hasil kamera yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kamu.

Pilih Perangkat Berkapasitas Baterai Secukupnya

Dua atau tiga tahun yang lalu, kapasitas baterai memang menjadi salah satu pertimbangan saat memilih smartphone. Semakin tinggi kapasitasnya, maka baterai akan awet meski digunakan untuk aktivitas multitasking seperti browsing, bermedia sosial, sampai nonton film atau Youtube.


Bila kamu menjadikan smartphone sebagai daily gadget, maka mengisi baterai barang sekali dua kali dalam sehari sebetulnya bukan masalah besar. Akan menjadi masalah jika saat mengisi baterai butuh waktu sampai dua jam sementara kamu membutuhkan gadget tersebut untuk segera dipakai atau dalam situasi buru-buru mau pergi.

Kapasitas baterai bukan semata jaminan buat daily gadget, kecuali kalau situ memang hobi main game yang bikin baterai cepet tekor dalam waktu singkat. Nah, teknologi fast charging bisa menjadi alternatif solusi dan belakangan menjadi primadona. Saat ini, untuk mengisi baterai dari keadaan kosong sampai penuh dengan teknologi fast charging bisa dilakukan dalam satu jam saja atau bahkan kurang dari satu jam.

Jadi, buat sekarang nggak ada masalah kalau beli gadget yang kapasitas baterainya masih 4000-an mAh tapi sudah fast charging. Kalau di bawah itu dan belum ada fitur fast charging-nya sih, pikir-pikir lagi deh buat dibeli.

Abaikan Fitur Smartphone yang Nggak Terlalu Penting

Setiap smartphone keluaran terbaru biasanya menawarkan fitur-fitur ekstra di luar spesifikasi RAM/ROM, jenis prosesor, dan kamera utama. Misalnya fitur-fitur tambahan seperti on-screen fingerprint, sensor NFC, jack 3.5 mm, radio FM, SD Card, IR Remote, wireless charging, 5G Ready, dan lain-lain.

Beberapa fitur yang disebutkan di atas untuk sekarang belum terlalu penting. Bila diamati secara jeli, fitur-fitur ekstras tersebut bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan. Fitur-fitur tersebut menjadi kelebihan jika memang kamu benar-benar membutuhkannya dan tidak ada alternatif lain yang lebih mudah dijangkau. Sementara fitur-fitur tersebut bisa jadi kekurangan jika kamu jarang menggunakan fitur-fitur tersebut dalam keseharian.

Lagipula fitur-fitur seperti NFC, wireless charging, dan 5G Ready di Indonesia belum begitu populer. Di luar Indonesia, NFC mungkin sangat dibutuhkan, tapi sampai sekarang teknologi tersebut masih jarang digunakan di Indonesia.

Wireless charging mungkin teknologi yang futuristik, tapi lagi-lagi, selain kurang portabel, harga perangkatnya lebih mahal ketimbang charger kabel. Sementara itu, teknologi 5G di Indonesia masih belum tahu kapan teknologi tersebut mulai diujicoba dan diterapkan secara meluas.

Pilih Gadget Sesuai Prioritas atau Kebutuhan

Zaman sekarang nggak ada salahnya seseorang punya lebih dari satu smartphone. Misal satu smartphone buat daily driver, sementara satunya lagi buat produktivitas atau main game. Bakal aneh kalau ada orang yang sehari-hari jarang main game, tapi malah beli ASUS Rog atau Blackshark. Nggak dosa juga sih kalau beli ponsel game tapi dipakai buat produktivitas.

Bukan bermaksud menggurui. Namun, ada baiknya untuk kembali mempertimbangkan prioritas dan kebutuhan masing-masing. Beli gadget jika nggak sesuai dengan kebutuhan bakal jadi mubazir, buang-buang duit. Sementara duit tersebut bisa ditabung buat beli gadget yang lebih canggih di masa depan. Beda kalau situ memang suka coba-coba gonta-ganti gadget lalu dijual lagi.

Ingat, gadget yang kamu miliki saat ini pada waktunya nanti akan terasa sangat ketinggalan zaman. Sementara kebutuhan mendatang perlahan-lahan akan menuntut kita untuk membeli gadget yang lebih cocok dan ideal di masanya.

 

Komentar
You May Also Like